Selasa, 17 September 2013



MENJELANG TAHAJUD

Peneka terbit luruh ditilam bantal
Telah kau semediakan kesadaran terselimut separuh kematian
Lantas terkelana menembus alam semesta
Hingga loncat dari suatu bintang ke bintang berikutnya,
Menyelam samudra sembari terkadang memercikan kesunyian
            Di atas awan kau pandang semesta
            Terkadang pelupuk matamu berbinar sekaligus meneteskan air mata
            Terkadang pula kulum manismu menyeret kesadaran
            Untuk tiba-tiba tertawa an marah seketika.
Malam kau coba menjadi udara
Mengembara dari ruang ke ruang lainnya
Merajut nestapa dan suka
Istana cintanya bertonggakan do’a
Yang kau patri di setiap butiran gelap
Hingga batas ujung : Tahajud !!!
Tiba-tiba kau telah berdiri
Di atas kilatan tajamnya pedang kehidupan
Dan simpuh ketakutan adalah wujud kesirnaan Mu.
Sampai air mata adalah diri-mu yang sesungguhnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar